Kota Magelang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Magelang beralih ke halaman ini. Untuk Kabupaten yang bernama sama, lihat pula Kabupaten Magelang. Untuk kegunaan lain dari Magelang, lihat Magelang (disambiguasi).
Kota Magelang | |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Tanggal | 11 April 907 |
Pemerintahan | |
Sigit Widyonindito[1] | |
- DAU | Rp. 292.758.593.000,-(2011)[2] |
Luas | 18,12 km² |
Populasi | |
- Total | 120.000 (2003) |
- Kepadatan | 6.623 |
Demografi | |
0293 | |
Pembagian administratif | |
3 | |
17 | |
- Situs web |
Kota Magelang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di tengah-tengah kabupaten Magelang. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota Magelang berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta. Kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara, Magelang Selatan dan Magelang Tengah , yang dibagi lagi sejumlah kelurahan.
Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah Prasasti POH, Prasasti GILIKAN dan Prasasti MANTYASIH. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis di atas lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung SUSUNDARA dan WUKIR SUMBING yang kini dikenal dengan Gunung SINDORO dan Gunung SUMBING.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi Ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas - luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan - jalan arteri diperkeras dan diaspal. Document Actions
Daftar isi |
Pendidikan
Kota Magelang merupakan daerah dengan pendidikan yang paling maju di Karesidenan Kedu, bahkan di Jawa Tengah pun dapat bersaing dengan kota-kota maju lainnya seperti Semarang, Surakarta dan Tegal. Kota Magelang selalu menduduki peringkat 5 besar di Jawa Tengah dan berhasil mengalahkan daerah-daerah lain yang cukup favorit. Di Kota Magelang terdapat sejumlah institusi pendidikan ternama di antaranya, SMP Negeri 1 Magelang, SMP Negeri 2 Magelang, SMP Negeri 7 Magelang, SMA Negeri 1 Magelang, SMK Negeri 1 Magelang, dan Akademi Militer (AKMIL) yaitu sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat bernama Akademi Angkatan Darat (dahulu AKABRI). AKMIL merupakan tempat seleksi Tiga Angkatan TNI sebelum diterima di AAD (Magelang), AAU (Yogyakarta) dan AAL (Surabaya). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan alumni sekolah ini. Perguruan tinggi swasta lainnya adalah: Universitas Muhammadiyah Magelang (termasuk Akademi Kebidanan Muhammadiyah, Akademi Keperawatan Muhammadiyah, dan Politeknik Muhammadiyah), Universitas Tidar Magelang, serta STMIK Bina Patria serta Akademi Tirta Indonesia yang merupakan akademi tirta satu-satunya di Indonesia.
WAN Kota Magelang
WAN Kota Magelang ditujukan untuk mengantisipasi tuntutan Kurikulum 2004, khususnya pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada awalnya, WAN Kota Magelang hanya beranggotakan 9 sekolah dan Dinas Pendidikan. Pada tahun 2005 keanggotaan WAN Kota ditingkatkan menjadi 29 sekolah ditambah Dinas Pendidikan. Tahun 2006 keanggotaannya berkembang menjadi 48 sekolah - dari SD, SMP hingga SMA/SMK baik negeri maupun swasta - ditambah Dinas Pendidikan, Perpustakaan Daerah, dan Desa Buku Taman Kyai Langgeng. Dengan demikian keanggotaan WAN Kota Magelang sekarang ini telah mencapai 51 institusi pendidikan. Keberadaan WAN Kota Magelang tidak hanya difungsikan sekedar kebutuhan komunikasi internal (intranet) saja, tapi telah dikembangkan pula untuk akses Internet dengan merangkul perusahaan jasa ISP, yakni SoloNet. Bahkan pada tahun 2007 ini, koneksi internet di 51 institusi yang tergabung dalam Komunitas WAN Kota telah pula terkoneksi ke Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS), yang memungkinkan koneksi internet semakin melebar.
Pariwisata
Balai kota Magelang pada tahun 1925-1936
Meskipun kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:
Wisata Kuliner
Di Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan tersendiri, baik dari cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai historis yang dikandung di tempat tersebut. Menelusuri tempat jajan di Kota Magelang, ada yang khusus buka disiang hari dan malam hari.
Taman Kyai Langgeng
Taman Kyai Langgeng terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Cempaka. Merupakan satu-satunya taman di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektar, letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, patung-patung Dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang. Obyek wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35 kilometer dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Pramabanan dan 42 kilometer dari Monumen Jogja Kembali. Di Taman Kyai Langgeng, khususnya pada hari libur anda akan disuguhi dengan berbagai atraksi kesenian daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan keluarga. Lebih jauh, kunjungi www.taman-kyailanggeng.com di sebelah Taman ini terdapat fasilitas Arung Jeram Progo Asri, dikhususkan bagi mereka yang menyukai petualangan dengan menelusuri Sungai Progo. Sepanjang 9 kilometer kita akan menikmati suasana pedesaan di tepian Sungai Progo sekaligus menikmati jeram-jeramnya. Petualangan ini bisa dinikmati setiap hari dari pukul 08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan didampingi oleh pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti makan, asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.
Pecinan atau Jl. Pemuda & pusat belanja
Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket serta restoran. Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus untuk becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang. Pecinan merupakan landmark Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan. selain itu sekarang di kota magelang sudah membangun lapangan golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang bernama "Borobudur International Golf".magelang juga memiliki stadion sepak bola "ABU BAKRIN" Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall "ARTOS" (Armada Town Square)' yang merupakan Mall pertama di Magelang.
Akademi Militer (Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.
Bukit Tidar
Merupakan Bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan terletak di dalam kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku pulau jawa, di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar agama Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari persia. Bukit Tidar memang tidak terlalu tinggi, tapi pohon-pohonan di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu segar,dari sini juga anda dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas Tugu Akademi Militer. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang Selatan. Untuk mengunjunginya anda bisa melewati dua jalan,yaitu lewat Pasar Burung dan lewat samping Akademi Militer dengan naik angkot jalur 6, 8, 10, dari Terminal Soekarno-Hatta turun di Perempatan Pasar Burung, untuk melalui jalan samping Akademi Militer anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkot jalur 2 setelah turun di Shopping Centre. Sekarang telah dibangun jalan pintas menuju bukit tidar tempatnya di belakang terminal lama.
Taman Badaan
Merupakan salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kyai Langgeng yang ada di Kota ini. Taman Badaan lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal ini dibuktikan dengan banyaknya patung gajah, jerapah dan lainnya yang mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam jenis bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.
Alun-alun Kota Magelang
Alun-alun Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan di KOta Magelang, yang sudah ada sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda. Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah timurnya ada Matahari dan Gardena swalayan serta Magelang Theatre yang merupakan satu-satunya bioskop yang ada. Di sebelah utaranya berdiri dengan megah Trio Plaza dan Bank BCA. Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat gereja untuk pemeluk agama kristen. Sementara di sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng dan klenteng Magelang. Sementara di sebelah barat atau yang sering disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di Magelang, tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat gereja katholik dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam, Ketholik, Kristen dan Konhuchu. Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini djadikan sebagai salah satu land mark Kota Magelang. Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota.
GOR Samapta
GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olah raga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olah raga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota. Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olah raga, selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggunan dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olah raga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan masyarakat.
Taman Panca Arga
Panca Arga merupakan perumahan dimana para pemimpin dan anggota TNI-AD yang berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari Panca berarti lima dan Arga berarti gunung. Dengan kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang dikelilingi lima gunung besar. Seperti gunung Sumbing, gunung Merbabu, dan gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Pulau Jawa. Dan gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya. Panca Arga tidak hanya merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat sekolahan dan taman rekreasi yang cukup terkenal bernama "Taman Rekreasi Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan dan berbagai macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat tank-tank peninggalan Belanda dan meriam-meriam yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain sebagai taman bermain anak, taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Rupa-rupa
- Visi Kota Magelang 2005-2010 adalah: Magelang sebagai Jasa yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.
- Magelang memiliki slogan sebagai Kota HARAPAN (hidup, aman, rapi, asri dan nyaman)
- Makanan khas Magelang adalah getuk dan kupat tahu di dekat Alun-alun. Berbagai jenis getuk dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun di toko-toko besar.
- New Armada merupakan industri karoseri mobil terbesar di Asia Tenggara.
- PD. Bank Pasar Kota Magelang merupakan perusda yang juga menyumbangkan PAD untuk kota Magelang, yang kegiatan utamanya pelayanan kepada masyarakat di bidang perbankan khususnya kota Magelang
- Tingkat pendapatan per kapita Kota Magelang yang Rp 6,48 juta pada tahun 2000 terbilang tinggi dibanding pendapatan per kapita Jawa Tengah sebesar Rp 3,3 juta. Namun, jumlah rumah tangga miskin di kota ini masih lumayan tinggi. Tahun 1999 masih terdapat 6.968 rumah tangga miskin atau 22,08%. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan pedagang. Ini adalah tantangan bagi pemerintah setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka di tengah kota yang mampu mencetak jenderal berbintang di negeri ini (AKMIL), dan sebagai gambaran bagi para pejabat lulusan AKMIL untuk sekedar mengenang kenangan saat pendidikan di AKMIL Magelang juga diharapkan untuk ikut serta dalam membangun dan mengangkat nama kota Magelang. Sektor pariwisata mungkin bisa dijadikan sarana mengangkat nama kota Magelang.
· Kota Magelang terletak pada 110°12'30" - 110°12'52" Bujur Timur dan 7°26'28" - 7°30'9" Lintang Selatan dan dikenal sebagai Kota ABRI, Kota Transit, Kota Pendidikan, dan Kota Jasa. Luas wilayah Kota Magelang + 18,12 km2, terbagi atas 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
·
1. Sebelah Utara: Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
2. Sebelah Timur: Sungai Elo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang
3. Sebelah Selatan: Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang
4. Sebelah Barat : Sungai Progo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang
Dari batas-batas wilayah yang mengitarinya, dapat diketahui bahwa Kota Magelang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang.
Kota Magelang merupakan dataran tinggi yang berada kurang lebih 380 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara 5% -45%. Kemiringan yang terjal terdapat pada bagian barat (sepanjang Kali Progo) dan sebelah timur (sepanjang Sungai Elo). Bagian tengah Kota Magelang, mulai dari Kompleks AKMIL ke Utara hingga RS Jiwa Prof. Dr. Suroyo merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan ±5 %.
Kondisi Klimatologi Kota Magelang dikategorikan sebagai daerah beriklim basah dengan rata-rata kelembaban 88,8% dan curah hujan yang cukup tinggi sebesar ± 2.952 mm/th. Berkaitan dengan keberadaan Kali Kota yang berfungsi sebagai penggelontor aliran air, oleh karena sudut kemiringan kota, maka air hujan akan mengalir lancar ke Sungai Progo dan atau Sungai Elo.
Kawasan Budidaya Kota Magelang meliputi kawasan permukiman, jasa, industri, perdagangan, perusahaan, sawah, tegalan, hutan, taman/sperspace/rekreasi, sungai dan saluran irigasi. Sesuai tipologi perkotaan, Kota Magelang mengalami alih fungsi lahan, terutama dari lahan pertanian ke non pertanian. Sebagai ilustrasi, luas potensi tanah sawah kota Magelang pada tahun 2003 seluas 251,0218 ha sedangkan pada tahun 2004 menjadi 248,4753. Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun telah terjadi alih fungsi lahan sebesar 2,5465 ha. Seiring dengan kemajuan pembangunan perkotaan, penurunan luas potensi kawasan budidaya akan terjadi karena terjadinya alih fungsi lahan yang sulit untuk dihindari dan hal ini juga merupakan salah satu karakteristik kawasan perkotaan.
Kecuali kawasan budidaya, Kota Magelang juga memiliki kawasan lindung yang meliputi:
1. Kawasan Hutan Perlindungan, dalam hal ini adalah Gunung Tidar, dengan luas ± 73,74 ha
2. Kawasan Perlindungan Setempat seluas ± 15,7 ha di Sepadari Sungai
3. Kawasan Cagar Alam dan Cagar Budaya di Taman Kyai Langgeng seluas + 25,8 ha
4. Kawasan Perlindungan Khusus yang berada di Instansi Militer seluas ± 156,40 ha
Selain itu, Kota Magelang juga memiliki kawasan rawan bencana yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan. Kawasan rawan bencana tersebut terletak di kelurahan Gelangan, Panjang, Jurangombo, Wates, serta Kramat.
Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, berada di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah sebagai lintas jalur transportasi Semarang-Yogyakarta dan Semarang-Purworejo. Posisi tersebut merupakan salah satu potensi yang menjadikan Kota Magelang dapat dikategorikan sebagai Kota Kecil dengan nilai strategis yang mampu memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya.
1. Sebelah Utara: Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
2. Sebelah Timur: Sungai Elo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang
3. Sebelah Selatan: Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang
4. Sebelah Barat : Sungai Progo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang
Dari batas-batas wilayah yang mengitarinya, dapat diketahui bahwa Kota Magelang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang.
Kota Magelang merupakan dataran tinggi yang berada kurang lebih 380 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara 5% -45%. Kemiringan yang terjal terdapat pada bagian barat (sepanjang Kali Progo) dan sebelah timur (sepanjang Sungai Elo). Bagian tengah Kota Magelang, mulai dari Kompleks AKMIL ke Utara hingga RS Jiwa Prof. Dr. Suroyo merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan ±5 %.
Kondisi Klimatologi Kota Magelang dikategorikan sebagai daerah beriklim basah dengan rata-rata kelembaban 88,8% dan curah hujan yang cukup tinggi sebesar ± 2.952 mm/th. Berkaitan dengan keberadaan Kali Kota yang berfungsi sebagai penggelontor aliran air, oleh karena sudut kemiringan kota, maka air hujan akan mengalir lancar ke Sungai Progo dan atau Sungai Elo.
Kawasan Budidaya Kota Magelang meliputi kawasan permukiman, jasa, industri, perdagangan, perusahaan, sawah, tegalan, hutan, taman/sperspace/rekreasi, sungai dan saluran irigasi. Sesuai tipologi perkotaan, Kota Magelang mengalami alih fungsi lahan, terutama dari lahan pertanian ke non pertanian. Sebagai ilustrasi, luas potensi tanah sawah kota Magelang pada tahun 2003 seluas 251,0218 ha sedangkan pada tahun 2004 menjadi 248,4753. Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun telah terjadi alih fungsi lahan sebesar 2,5465 ha. Seiring dengan kemajuan pembangunan perkotaan, penurunan luas potensi kawasan budidaya akan terjadi karena terjadinya alih fungsi lahan yang sulit untuk dihindari dan hal ini juga merupakan salah satu karakteristik kawasan perkotaan.
Kecuali kawasan budidaya, Kota Magelang juga memiliki kawasan lindung yang meliputi:
1. Kawasan Hutan Perlindungan, dalam hal ini adalah Gunung Tidar, dengan luas ± 73,74 ha
2. Kawasan Perlindungan Setempat seluas ± 15,7 ha di Sepadari Sungai
3. Kawasan Cagar Alam dan Cagar Budaya di Taman Kyai Langgeng seluas + 25,8 ha
4. Kawasan Perlindungan Khusus yang berada di Instansi Militer seluas ± 156,40 ha
Selain itu, Kota Magelang juga memiliki kawasan rawan bencana yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan. Kawasan rawan bencana tersebut terletak di kelurahan Gelangan, Panjang, Jurangombo, Wates, serta Kramat.
Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, berada di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah sebagai lintas jalur transportasi Semarang-Yogyakarta dan Semarang-Purworejo. Posisi tersebut merupakan salah satu potensi yang menjadikan Kota Magelang dapat dikategorikan sebagai Kota Kecil dengan nilai strategis yang mampu memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya.
· BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN DI ASIA TENGGARA
· 1. Indonesia
Ibu Kota : Jakarta
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Bahasa Nasional : Indonesia
Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
Mata Uang : Rupiah
Agama : Islam, Kristen, Hindu, dan Budha
Penduduk : Sebagian besar suku Melayu, Arab,, lainnya Cina, Arab, dan India
Ibu Kota : Jakarta
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Bahasa Nasional : Indonesia
Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
Mata Uang : Rupiah
Agama : Islam, Kristen, Hindu, dan Budha
Penduduk : Sebagian besar suku Melayu, Arab,, lainnya Cina, Arab, dan India
· Batas Negara :
Utara : Singapura, Malaysia, Laut Cina Selatan. Selat Malaka, dan Samudera Pasifik.
Timur : Papua Nugini
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Samudera Hindia
Utara : Singapura, Malaysia, Laut Cina Selatan. Selat Malaka, dan Samudera Pasifik.
Timur : Papua Nugini
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Samudera Hindia
· Letak Astronomis : 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT
Hasil Utama : Minyak bumi, gas alam, logam, rotan, dan kayu.
Luas Wilayah : 1.904.000 Km2
Hasil Utama : Minyak bumi, gas alam, logam, rotan, dan kayu.
Luas Wilayah : 1.904.000 Km2
· 2. Singapura
Ibu Kota : Singapura
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Inggris
Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura
Mata Uang : Dolar Singapura
Agama : Budha, Konghucu, dan Tao ( 75 % ), Islam ( 20 % ), Kristen ( 5 % ).
Penduduk : Cina ( 74 % ), Melayu ( 14 % ), India, dan Pakistan ( 8 % ), ras lain ( 4 % )
Ibu Kota : Singapura
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Inggris
Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura
Mata Uang : Dolar Singapura
Agama : Budha, Konghucu, dan Tao ( 75 % ), Islam ( 20 % ), Kristen ( 5 % ).
Penduduk : Cina ( 74 % ), Melayu ( 14 % ), India, dan Pakistan ( 8 % ), ras lain ( 4 % )
· Batas Negara :
Utara : Selat Johor
Timur : Selat Karimata
Selatan : Selat Singapura
Barat : Selat Malaka
Iklim : tropis
Letak Astronomis : 10 15’ LU – 10 26’ LU dan 1030 BT – 1040 BT
Komoditas : industry dan pariwisata
Hasil Utama : Kapal, industri, perdagangan, dan jasa
Luas Wilayah : 621,4 Km2
Utara : Selat Johor
Timur : Selat Karimata
Selatan : Selat Singapura
Barat : Selat Malaka
Iklim : tropis
Letak Astronomis : 10 15’ LU – 10 26’ LU dan 1030 BT – 1040 BT
Komoditas : industry dan pariwisata
Hasil Utama : Kapal, industri, perdagangan, dan jasa
Luas Wilayah : 621,4 Km2
· 3. Malaysia
Ibu Kota : Kuala Lumpur
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Yang Dipertuan Agung
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Melayu
Lagu Kebangsaan : Negaraku
Mata Uang : Ringgit
Agama : Sebagian besar Islam, agama lainnya Budha, Konghucu, Kristen, dan Animisme
Penduduk : Melayu ( 53 % ), India dan Pakistan ( 10 % ), ras lain ( 2 % )
Ibu Kota : Kuala Lumpur
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Yang Dipertuan Agung
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Melayu
Lagu Kebangsaan : Negaraku
Mata Uang : Ringgit
Agama : Sebagian besar Islam, agama lainnya Budha, Konghucu, Kristen, dan Animisme
Penduduk : Melayu ( 53 % ), India dan Pakistan ( 10 % ), ras lain ( 2 % )
· Batas Negara :
Utara : Singapura dan Singapura
Timur : Indonesia dan Selat Sulu
Selatan : Indonesia dan Singapura
Barat : Selat Malaka
Utara : Singapura dan Singapura
Timur : Indonesia dan Selat Sulu
Selatan : Indonesia dan Singapura
Barat : Selat Malaka
· Letak Astronomis : 10 LU – 70 LU dan 1000BT- 1190 BT
Komoditas : pertanian dan perkebunan
Hasil Utama : Timah, karet, dan kelapa sawit
Luas Wilayah : 333.647 Km2
Komoditas : pertanian dan perkebunan
Hasil Utama : Timah, karet, dan kelapa sawit
Luas Wilayah : 333.647 Km2
· 4. Brunei Darusalam
Ibu Kota : Bandar Sri Begawan
Bentuk Pemerintahan : Kesultanan
Kepala Negara : Sultan
Kepala pemerintahan : Sultan
Bahasa Nasional : Bahasa Melayu
Lagu Kebangsaan : Allah Peliharalah Sultan
Mata Uang : Dolar Brunai
Agama : Sebagian besar Islam
Penduduk : Melayu ( 60 % ), Cina ( 23 % ), ras lain ( 17 % )
Ibu Kota : Bandar Sri Begawan
Bentuk Pemerintahan : Kesultanan
Kepala Negara : Sultan
Kepala pemerintahan : Sultan
Bahasa Nasional : Bahasa Melayu
Lagu Kebangsaan : Allah Peliharalah Sultan
Mata Uang : Dolar Brunai
Agama : Sebagian besar Islam
Penduduk : Melayu ( 60 % ), Cina ( 23 % ), ras lain ( 17 % )
· Batas Negara :
Selatan, barat dan timur berbatasan dengan Serawak
Iklim : tropis
Letak astronomis : 40 LU -50 2’ LU dan 114 BT -115 BT
Komoditas : Industri utama : perminyakan , pengilangan minyak, gas alam cair, konstruksi .
Hasil Utama : Minyak bumi dan gas alam
Luas Wilayah : 5.765 Km2
Selatan, barat dan timur berbatasan dengan Serawak
Iklim : tropis
Letak astronomis : 40 LU -50 2’ LU dan 114 BT -115 BT
Komoditas : Industri utama : perminyakan , pengilangan minyak, gas alam cair, konstruksi .
Hasil Utama : Minyak bumi dan gas alam
Luas Wilayah : 5.765 Km2
· 5. Thailand
Ibu Kota : Bangkok
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Raja
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Thai / Bahasa Siam
Lagu Kebangsaan : Pleng Chard Tahi
Mata Uang : Bath
Agama : Budha ( 94 % ), Islam dan Kristen ( 6 % )
Penduduk : Sebagian besar suku Thai ( 82 % ), ras lainnya ( 18 % )
Ibu Kota : Bangkok
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Raja
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Thai / Bahasa Siam
Lagu Kebangsaan : Pleng Chard Tahi
Mata Uang : Bath
Agama : Budha ( 94 % ), Islam dan Kristen ( 6 % )
Penduduk : Sebagian besar suku Thai ( 82 % ), ras lainnya ( 18 % )
· Batas Negara :
Utara : Myanmar dan Laos
Timur : Laos dan Kamboja
Selatan : Malaysia dan Teluk Siam
Barat : Myanmar dan Samudera Hindia
Iklim : tropis
Letak astronomis : 50 LU – 210 LU dan 970 BT – 1060 BT.
Komoditas : pertanian (beras, tepung tapioka, karet, kayu), perikanan (ikan laut), pertambangan (tembaga, timah)
Luas Wilayah : 512.820 Km2
Utara : Myanmar dan Laos
Timur : Laos dan Kamboja
Selatan : Malaysia dan Teluk Siam
Barat : Myanmar dan Samudera Hindia
Iklim : tropis
Letak astronomis : 50 LU – 210 LU dan 970 BT – 1060 BT.
Komoditas : pertanian (beras, tepung tapioka, karet, kayu), perikanan (ikan laut), pertambangan (tembaga, timah)
Luas Wilayah : 512.820 Km2
· 6. Filipina
Ibu Kota : Manila
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Presiden
Bahasa Nasional : Bahasa Tagalok ( resmi ) dan bahasa Inggris
Lagu Kebangsaan : Tiera Adorada
Mata Uang : Peso
Agama : Katolik ( 90 % ), agama lainnya ( 10 % )
Penduduk : Penduduk asli keturunan Melayu dan sebagian Mestizo, yaitu campuran Indian dan Spanyol. Di daerah pedalaman terdapat suku Negrito
Ibu Kota : Manila
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Presiden
Bahasa Nasional : Bahasa Tagalok ( resmi ) dan bahasa Inggris
Lagu Kebangsaan : Tiera Adorada
Mata Uang : Peso
Agama : Katolik ( 90 % ), agama lainnya ( 10 % )
Penduduk : Penduduk asli keturunan Melayu dan sebagian Mestizo, yaitu campuran Indian dan Spanyol. Di daerah pedalaman terdapat suku Negrito
· Batas Negara :
Utara : Taiwan
Timur : Samudera Pasifik
Selatan : Laut Sulawesi dan Laut Sulu
Barat : Laut Cina Selatan
Utara : Taiwan
Timur : Samudera Pasifik
Selatan : Laut Sulawesi dan Laut Sulu
Barat : Laut Cina Selatan
· Letak Astronomis : 4° – 19° LU dan 117° – 126°BT
Hasil Utama : Industri, perdagangan, dan pertanian
Luas Wilayah : 300.324 Km2
Hasil Utama : Industri, perdagangan, dan pertanian
Luas Wilayah : 300.324 Km2
· 7. Vietnam
Ibu Kota : Hanoi
Bentuk Pemerintahan : Republik Sosialis
Kepala Negara : Presiden
Kepala pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Vietnam
Lagu Kebangsaan : Tien Quan Ca
Mata Uang : Dong
Agama : Budha, Konghucu, dan Taoisme
Penduduk : Vietnam ( 90 % ), Cina, Muong, Meo, Thai, Khmer, Man, Cam ( 10 % )
Ibu Kota : Hanoi
Bentuk Pemerintahan : Republik Sosialis
Kepala Negara : Presiden
Kepala pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Vietnam
Lagu Kebangsaan : Tien Quan Ca
Mata Uang : Dong
Agama : Budha, Konghucu, dan Taoisme
Penduduk : Vietnam ( 90 % ), Cina, Muong, Meo, Thai, Khmer, Man, Cam ( 10 % )
· Batas Negara :
Utara : RRC
Timur : Laut Cina Selatan
Selatan : Laut Cina Selatan
Barat : Kamboja dan Laos
Utara : RRC
Timur : Laut Cina Selatan
Selatan : Laut Cina Selatan
Barat : Kamboja dan Laos
· Letak Astronomis : 9 LU – 23 LU dan 102 BT- 110 BT
Hasil Utama : Padi dan Batu Bara
Luas Wilayah : 404.440 Km2
Hasil Utama : Padi dan Batu Bara
Luas Wilayah : 404.440 Km2
· 8. Myanmar ( Birma )
Ibu Kota : Rangoon
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Birma
Lagu Kebangsaan : Kaba Makya
Mata Uang : Kyat
Agama : Sebagian besar Budha
Penduduk : Sebagian besar orang Birma, yang lainnya Suku Karen, Shan, Rakhim, Mon, Arakan, dan Kachin
Ibu Kota : Rangoon
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Bahasa Birma
Lagu Kebangsaan : Kaba Makya
Mata Uang : Kyat
Agama : Sebagian besar Budha
Penduduk : Sebagian besar orang Birma, yang lainnya Suku Karen, Shan, Rakhim, Mon, Arakan, dan Kachin
· Batas Negara :
Utara : RRC
Timur : Muangthai dan Laos
Selatan : Teluk Benggala
Barat : Bangladesh
Iklim : tropis dengan tiga musim: musim hujan, musim dingin, dan musim panas.
Letak Astronomis : 11’ LU – 28’ LU dan 92’ BT – 101’ BT.
Hasil Utama : Padi, kayu jati, jagung, gandum, dan kapas
Komoditas : termasuk Negara agraris seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Luas Wilayah : 678.036 Km2
9. KAMBOJA
Nama resmi : Kingdom of Cambodia
Ibukota : Phnom Penh
Luas : 181.035 sq km
Sistem Pemerintahan : Kerajaan Konstitusional
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Resmi : Khmer
Lagu kebangsaan : Our Country
Mata uang : Riel
Letak Astronomis : 10 LU – 14 LU, 102 BT – 108 BT
Letak Geografis
Sebelah Utara : Thailand, Laos
Sebelah Selatan : Teluk Thailand
Sebelah Barat : Thailand
Sebelah Timur : Vietnam
Iklim : tropis
Komoditas : Pertanian
10. LAOS
Nama resmi : Rep. Demokratik Rakyat Laos
Ibukota : Vientiane
Lagu Kebangsaan : Pheng Xat Lao
Luas : ± 236.800 km²
Sistem Pemerintahan : Republik Partai Satu
Kepala Pemerintahan : Presiden
Bahasa Resmi : Laos (bahasa resmi), Palaungwa, dan Tai
Mata uang : Kip
Letak Astronomis : 14 LU – 22 LU dan 100 BT – 107 BT
Letak Geografis
Sebelah Barat : Myanmar, Thailand
Sebelah timur : Vietnam
Sebelah utara : Republik Rakyat Cina
Sebelah selatan : Kamboja
Iklim : Tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musimkemarau
Komoditas : Pertanian
Utara : RRC
Timur : Muangthai dan Laos
Selatan : Teluk Benggala
Barat : Bangladesh
Iklim : tropis dengan tiga musim: musim hujan, musim dingin, dan musim panas.
Letak Astronomis : 11’ LU – 28’ LU dan 92’ BT – 101’ BT.
Hasil Utama : Padi, kayu jati, jagung, gandum, dan kapas
Komoditas : termasuk Negara agraris seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Luas Wilayah : 678.036 Km2
9. KAMBOJA
Nama resmi : Kingdom of Cambodia
Ibukota : Phnom Penh
Luas : 181.035 sq km
Sistem Pemerintahan : Kerajaan Konstitusional
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Resmi : Khmer
Lagu kebangsaan : Our Country
Mata uang : Riel
Letak Astronomis : 10 LU – 14 LU, 102 BT – 108 BT
Letak Geografis
Sebelah Utara : Thailand, Laos
Sebelah Selatan : Teluk Thailand
Sebelah Barat : Thailand
Sebelah Timur : Vietnam
Iklim : tropis
Komoditas : Pertanian
10. LAOS
Nama resmi : Rep. Demokratik Rakyat Laos
Ibukota : Vientiane
Lagu Kebangsaan : Pheng Xat Lao
Luas : ± 236.800 km²
Sistem Pemerintahan : Republik Partai Satu
Kepala Pemerintahan : Presiden
Bahasa Resmi : Laos (bahasa resmi), Palaungwa, dan Tai
Mata uang : Kip
Letak Astronomis : 14 LU – 22 LU dan 100 BT – 107 BT
Letak Geografis
Sebelah Barat : Myanmar, Thailand
Sebelah timur : Vietnam
Sebelah utara : Republik Rakyat Cina
Sebelah selatan : Kamboja
Iklim : Tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musimkemarau
Komoditas : Pertanian
· 11.TIMUR LESTE
· Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Ibu kota : Dili
Lagu Kebangsaan : Pátria
Luas Wilayah : 15.007 km2
Iklim : Tropik
Gunung Tertinggi : Gunung Ramelau (2.963 m)
Suku Bangsa : Campuran Melayu dan Papua
Jumlah Penduduk : 1.040.880 (tahun 2005)
Bahasa : Tetun, Portugis, Inggris, dan Indonesia
Agama : Katholik, Protestan, Islam.
Mata Uang : Dollar Amerika Serikat (US$).
Hasil Pertanian : Kopi.
Hasil Tambang : Emas, mangaan, marmer, minyak bumi di Celah Timor (belum dieksploitasi).
Impor Utama : BBM dan Sembako dari Indonesia.
Pendapatan Perkapita : US $ 750 (tahun 2005).
Letak Astronomis : 8°LS -. 10°LS dan 124°BT – 127°30′BT.
Letak Geografis :
Utara : Laut Banda dan Selat Wetar.
Selatan : Laut Timor.
Barat : Indonesia(NTT).
Timur : Laut Arafuru
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Ibu kota : Dili
Lagu Kebangsaan : Pátria
Luas Wilayah : 15.007 km2
Iklim : Tropik
Gunung Tertinggi : Gunung Ramelau (2.963 m)
Suku Bangsa : Campuran Melayu dan Papua
Jumlah Penduduk : 1.040.880 (tahun 2005)
Bahasa : Tetun, Portugis, Inggris, dan Indonesia
Agama : Katholik, Protestan, Islam.
Mata Uang : Dollar Amerika Serikat (US$).
Hasil Pertanian : Kopi.
Hasil Tambang : Emas, mangaan, marmer, minyak bumi di Celah Timor (belum dieksploitasi).
Impor Utama : BBM dan Sembako dari Indonesia.
Pendapatan Perkapita : US $ 750 (tahun 2005).
Letak Astronomis : 8°LS -. 10°LS dan 124°BT – 127°30′BT.
Letak Geografis :
Utara : Laut Banda dan Selat Wetar.
Selatan : Laut Timor.
Barat : Indonesia(NTT).
Timur : Laut Arafuru
·
TOKOH PENEMU KOMPUTER
Charles Babbage yang lahir 26 Desember 1792 adalah seorang matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari mesin yang dikembangkannya kini dapat dilihat di Musium Sains London. Tahun 1991, dengan menggunakan rencana asli dari Babbage, sebuah mesin diferensial dikembangkan dan mesin ini dapat berfungsi secara sempurna, yang membuktikan bahwa gagasan Babbage tentang mesin ini memang dapat diimplementasikan. Charles Babbage meninggal 18 Oktober 1871 pada umur 79 tahun, meninggalkan anak ; Benjamin Herschel Babbage (1815), Charles Whitmore Babbage (1817), Georgiana Whitmore Babbage (1818), Edward Stewart Babbage (1819), Francis Moore Babbage (1821), Dugald Bromheald Babbage (1823), Henry Prevost Babbage (1824), Alexander Forbes Babbage (1827), Timothy grant Babbage (1829) Pada masa itu, perhitungan dengan menggunakan tabel matematika sering mengalami kesalahan. Babbage ingin mengembangkan cara melakukan perhitungan secara mekanik, sehingga dapat mengurangi kesalahan perhitungan yang sering dilakukan oleh manusia. Saat itu, Babbage mendapat inspirasi dari perkembangan mesin hitung yang dikerjakan oleh Wilhelm Schickard, Blaise Pascal, dan Gottfried Leibniz. Gagasan awal tentang mesin Babbage ditulis dalam bentuk surat yang ditulisnya kepada Masyarakat Astronomi Kerajaan berjudul "Note on the application of machinery to the computation of astronomical and mathematical tables" ("catatan mengenai penerapan mesin bagi penghitungan tabel astronomis dan matematis") tertanggal 14 Juni 1822. Sejarah Komputer diawali ketika Penemu Inggris Charles Babbage menyelesaikan prinsip-prinsip pemakaian umum komputer digital seabad penuh sebelum perkembangan besar-besaran mesin hitung elektronik terjadi. Mesin yang dirancangnya, yang diberinya nama "mesin analitis" pada pokoknya mampu melaksanakan apa saja yang bisa dilakukan kalkulator modern (meski tidak sama cepatnya, karena "mesin analis" bukanlah dirancang untuk bertenaga listrik). Sayangnya, berhubung teknologi abad ke-19 belumlah cukup maju, Babbage tidak sanggup merampungkan konstruksi "mesin analis" itu, selain memang tidak bisa tidak memerlukan waktu dan biaya besar. Sesudah matinya, gagasannya yang begitu cemerlang nyaris dilupakan orang. [Komputer Pertama] Tahun 1937, tulisan Babbage menjadi perhatian Howard H. Aiken, sarjana tamatan Harvard. Aiken yang juga sedang mencoba menyelesaikan rancangan mesin komputer, tergerak oleh gagasan Babbage. Bekerjasama dengan IBM, Aiken sanggup membuat Mark I, komputer pertama untuk segala keperluan. Dua tahun sesudah Mark I dioperasikan (1946), kelompok insinyur dan penemu lain menyelesaikan ENIAC, mesin hitung elektronik pertama. Sejak itu, kemajuan teknologi komputer berkembang pesat. Mesin hitung punya pengaruh begitu besar di dunia, malahan akan menjadi lebih penting lagi di masa depan, sumbangan pikiran Babbage terhadap perkembangan komputer tidaklah lebih besar ketimbang Aiken atau ketimbang John Mauchly dan Tokoh Ilmuwan Penemu - http://www.tokoh-ilmuwan-penemu.com J.O. Eckert (tokoh utama dalam perancangan ENIAC). Atas dasar itu paling sedikit ada tiga pendahulu Babbage (Blaise Pascal, Gottfried Leibniz dan Joseph Marie Jacquard) sudah membuat sumbangan setara dengan Babbage. Pascal, seorang matematikus, filosof dan ilmuwan Perancis menemukan mesin penjumlahan mekanis tahun 1642. Di tahun 1671 Gottfired Wilhelm Von Leibniz, seorang filosof dan matematikus merancang mesin yang dapat menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Leibniz juga orang pertama yang menunjukkan arti penting "sistem binary," yaitu sistem penjumlahan dengan dua "digit" yang dalam jaman modern ini secara luas digunakan dalam mesin komputer. Dan orang Perancis lainnya, Jacquard, yang di awal abad ke-19 sudah menggunakan sistem pengisian komputer untuk mengawasi alat tenun. Alat tenun Jacquard yang laku deras secara komersial, punya pengaruh besar terhadap pemikiran Babbage. Boleh jadi mempengaruhi juga Herman Hollerith, seorang Amerika yang di penghujung abad 19 menggunakan sistem pengisian komputer untuk membuat kolom data di Biro Sensus. - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/07/penemu-komputer-pertama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar